Selasa, 23 November 2021

Kenapa Pemain Judi Tidak Bisa Berhenti?

Tak ada yang suka kalah – bahkan mereka yang kecanduan judi. Tapi tetap saja mereka terus bertaruh. Jika bandar selalu menang, kenapa tidak sekalian menaruh uang? Orang-orang yang kecanduan judi mengatakan bahwa, meski kekalahan mereka bertumpuk, ada rasa yang membawa mereka kembali ke meja kartu atau mesin slot.


“Saya mau berjudi setiap waktu,” kata seorang mantan penjudi yang pulih pada Scientific American pada 2013. “Saya menyukainya — saya suka rasa yang saya dapatkan.”

Dan baru-baru ini, seorang eksekutif Wall Street mengakui bahwa dia menipu keluarganya, teman dan orang lain sampai US$100 juta atau sekitar Rp1,3 triliun lebih untuk membiayai hobinya itu.

“Itu hanya satu cara agar saya bisa dapat uang untuk memenuhi kecanduan berjudi saya,” katanya pada pengadilan.

Bermain Judi Bisa Membuat Kecanduan


Tapi jika seseorang kehilangan uang – mungkin malah kehilangan pekerjaan atau rumah sebagai dampak berjudi – bagaimana bisa rasa kepuasan itu melebihi pengorbanan mereka?

Hal pertama yang harus diingat adalah, orang berjudi bukan hanya karena prospek menang. Mark Griffiths, seorang psikolog di Nottingham Trent University yang spesialisasinya adalah perilaku kecanduan mengatakan bahwa penjudi punya banyak motivasi atas kebiasaan mereka itu.

Dalam survey terhadap 5.500 penjudi, prospek untuk “memenangkan uang banyak” adalah faktor terkuat. Tapi kemudian diikuti dengan “karena ini menyenangkan” dan “karena ini seru”.

“Bahkan ketika Anda kalah berjudi, tubuh Anda masih menghasilkan adrenalin dan endorfin,” katanya.
“Orang membeli hiburan.”

Temuan ini didukung oleh penelitian 2009 oleh peneliti dari University of Stanford di California, yang menemukan bahwa sekitar 92% orang sudah “kehilangan batasan” dasar yang tak bisa mereka lepaskan.

Bahkan ketika seseorang kalah berjudi pun, ada kepuasan yang membuat mereka terus bertaruh.


Meski begitu, fakta bahwa mereka kehilangan uang setelah mengunjungi kasino, contohnya, tak mempengaruhi kenikmatan mereka pada pengalaman tersebut.

“Orang tampaknya cukup puas dengan kemenangan kecil, dan mereka akan memberi toleransi pada kerugian kecil,” kata salah satu penulis penelitian, Sridhar Narayanan, pada waktu itu.

“Mereka sadar bahwa dalam jangka panjang, mereka akan kalah daripada menang.”

Dan untuk sementara, kalah bisa mendorong respons positif terhadap kemenangan. Hal ini disebabkan oleh ekspektasi penjudi terhadap kemenangan berubah saat mereka kalah terus-menerus.

Robb Rutledge, seorang ilmuwan ahli saraf di University College, London, dan koleganya melakukan eksperimen terhadap 26 subjek yang otaknya dipindai saat mereka melakukan serangkaian pilihan, masing-masing pilihan bisa menunjukkan hasil pasti dan tak pasti – sebuah perjudian.

Peserta juga diminta untuk menilai skala kebahagiaan mereka setelah setiap mereka mendapat giliran atau setelah tiga kali dapat giliran menebak. Dan sebuah eksperimen serupa – tanpa pemindaian otak – dilakukan pada lebih dari 18.000 peserta di sebuah aplikasi smartphone, The Great Brain Experiment.

Berbagai temuan menarik, tim menemukan bahwa ketika peserta memiliki harapan lebih kecil bahwa mereka akan menang, respons mereka terhadap mendapatkan balasan yang setimpal menjadi naik.

Ini kemudian dibuktikan baik oleh laporan subjek bahwa mereka merasa bahagia dan data dari pemindaian fMRI. Pemindaian ini menunjukkan aktivitas peningkatan di area otak yang terhubung dengan saraf dopamin.

Dopamin, sebuah pemancar saraf yang kompleks, dalam hal ini bisa terhubung dengan perubahan dalam kondisi emosional.

“Jika orang kalah banyak, itu akan menurunkan harapan mereka, dan ini akan meningkatkan kegembiraan mereka ketika mereka menang,” kata Rutledge.


Rasa ini saja sudah cukup menggoda.

“Jika beberapa hal buruk terjadi berturutan pada Anda maka ekspektasi Anda turun – tapi kemudian Anda mendapat sesuatu hasil yang baik, dan Anda mungkin akan lebih bahagia,” katanya.

“Walaupun di poin ini, Anda seharusnya sudah pergi.”

Tapi apakah alat-alat seperti mesin situs judi slot online bisa aktif melakukan manipulasi? Griffiths menulis tentang tanda atau petunjuk yang diberikan oleh mesin permainan elektronik pada pemain.

Tak banyak yang diketahui tentang desain mesin tersebut pada perilaku pemain, tapi, contohnya, banyak mesin dan kasino menggunakan warna merah atau yang serupa – yang dianggap lebih merangsang.

Lalu ada juga bunyi dan suara. Griffiths memikirkan kemungkinan bahwa ejekan dari sebuah mesin yang meranmpilkan karakter antagonis di The Simpsons mempengaruhi pemain.

Misalnya, ketika pemain kalah, karakter Mr Smithers mengatakan, “Anda dipecat!”

“Sejalan dengan hipotesis yang mendukung teori frustrasi dan penyesalan kognitif, sehingga ini bisa membuat alat permainan judi lebih menggoda,” tulis Griffiths dalam satu makalah.

Salah satu faktor kunci bagaimana mencandunya judi adalah seberapa sering seorang pemain bisa bertaruh.

Karena ketersediaan kesempatan untuk berjudi berhubungan dengan tingkat masalah kecanduan judi di suatu masyarakat, maka Griffiths mengatakan bahwa jumlah imbalan yang bisa diberikan – dan bukan imbalan sebenarnya atau malah jenis judinya – yang memunculkan penjudi patologis.

Selalu Menawarkan Bonus Menarik Walaupun Kalah


Permainan dan mesin kadang dirancang untuk terus membuat pemain berminat dengan menawarkan hadiah pengganti, seperti kredit tambahan atau – setelah kalah – kemungkinan menang lebih besar daripada biasanya dalam kesempatan berikutnya.

Masih sedikit penelitian yang melihat bagaimana mesin permainan dirancang untuk merangsang orang untuk terus berjudi.

“Jika Anda memberi imbalan-imbalan kecil yang tak melulu uang, maka orang akan tetap merespons,” kata Griffiths.

Dan yang menarik, ada contoh kasus di mana penjudi mengembangkan “skill-bayangan” sebagai sebuah pembenaran untuk mendapatkan kemungkinan imbalan tersebut.

Griffiths mencontohkan permainan mesin casino di Inggris yang dirancang dengan logika adaptif bahwa alat tersebut akan memberikan lebih banyak daripada yang diberikan oleh konsumen dalam periode-periode tertentu, dan sesudahnya alat akan kembali ke sistem biasa.

Artinya beberapa pemain akan berusaha mencari (atau men-“skim”) mesin yang belum memberikan jackpot, dengan harapan mereka ada di mesin itu saat mesin memberi jackpot.

Semua temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa judi tak selalu soal menang, melainkan justru proses bertaruhnya itu – dan faktor-faktor lain di sekitarnya yang membuatnya menyenangkan.

Meski kecanduan berjudi tak bisa dijelaskan dengan sederhana – kadang ada banyak alasan yang memunculkan kecanduan pada seseorang – tapi tentu menarik untuk melihat bagaimana keseruan itu terkait pada struktur dan gaya permainan yang dimainkan.

Dan bahkan ketika judi bukanlah obsesi yang bermasalah, tetap saja permainan itu menghibur bagi mereka yang pulang dengan kantong kosong. Maka, bertaruh pada warna merah atau hitam? Tapi sepertinya itu tak jadi soal.

Minggu, 18 April 2021

Jangan Berhayal Kaya | Syekh Abdul Qadir Al Jailani

Beliau mengatakan:

Wahai para fakir, janganlah kalian mengkhayal kaya, siapa tahu kekayaanmu bisa menyebabkan kehancuranmu. Wahai orang yang sakit, janganlah mengkhayal akan kesembuhan, siapa tahu kesembuhanmu justru menjadi penyebab kerusakanmu. Jadilah kalian orang yang cerdas. Jagalah buahmu agar terpuji perkaramu. Terimalah kadar yang diberikan Allah dan janganlah berharap lebih. Sebab segala yang diberikan Allah Azza wa-jalla melalui permintaanmu bisa menjadi kotoran dan amarah. Kecuali jika sang hamba diperintahkan melalui hatinya agar meminta kepadaNya. Manakala hamba diperintahkan memohon ia akan mendapatkan berkah dan kotorannya dibuang. Celaka anda, jika anda mengucapkan sebagai seorang Muslim, padahal hati anda tidak.

Anda nyatakan diri sebagai muslim, tapi perbuatan anda tidak. Anda dalam khalwat anda menyatakan Muslim, toh kenyataan khalwat anda tidak. Hendaknya permohonan anda lebih pada permohonan agar diberi ampunan, kesehatan, dan kemaafan Allah selamanya, baik dalam beragama, di dunia maupun di akhirat. Terimalah ini saja, anda sudah cukup. Janganlah anda menginginkan di luar pilihan Allah swt, juga jangan anda terkena oleh keterpaksaan karena bisa membinasakan anda. Jangan pula memaksa Allah Ta’ala dan makhlukNya melalui sebab akibat dirimu, dengan kekuatanmu dan hartamu, karena itu bisa memukul balik diri anda. Sebab semua itu bisa diambil oleh Allah, dan jika Dia mengambilnya akan terasa menyakitkan diri anda.

Celaka anda, jika anda mengucapkan sebagai seorang Muslim, padahal hati anda tidak. Anda nyatakan diri sebagai muslim, tapi perbuatan anda tidak. Anda dalam khalwat anda menyatakan Muslim, toh kenyataan khalwat anda tidak. Ketahuilah, ketika anda sholat, puasa, dan melakukan semua perbuatan anda yang baik, manakala tidak mengembalikan semua itu kepada Wajah Allah Ta’ala, sesungguhnya anda telah munafik dan jauh dari Allah Azza wa Jalla. Sekarang ini, bertobatlah kepada Allah Azza wa-Jalla dari seluruh perbuatan dan ucapan anda dan tujuan-tujuan anda yang hina. Kaum Sufi, sama sekali tidak menciptakan amalnya. Mereka adalah kaum yang bahagia, senantiasa yakin kepada Allah, menyatu, mukhlis dan bersabar atas cobaan-cobaan Allah Ta’ala. Senantiasa bersykur atas nikmat-nikmatNya dan kemurahanNya. Mereka berdzikir dengan lisannya, kemudian dengan qalbunya, lalu dengan Sirrnya.

Manakala datang berbagai hidangan dari makhluk, mereka hanya tersenyum wajahnya. Karena raja-raja dunia sudah termakzulkan di mata mereka. Semua orang di muka bumi adalah mayat-mayat, orang-orang lumpuh dan orang-orang sakit. Para fakir syurga senantiasa bersandar padanya, seakan-akan mereka adalah pelindung. Neraka bersandar kepada mereka, lalu neraka termatikan apinya. Tidak bumi, tidak langit, langit dan bumi bukan tempatnya. Arah penjurunya hanya satu arah. Mereka dengan penghuni dunia, lalu mereka dengan penghuni akhirat, lalu mereka bersama dengan Tuhannya dunia dan akhirat. Mereka bertemu Allah dan mencintaiNya. Mereka berjalan bersama Allah dengan jiwanya hingga wushul kepadaNya, sampai mereka meraih kasih sayangnya sebelum mereka bergegas jalan kepadaNya. Terbukalah pintu antara diri mereka dengan Allah. Allah mengingat mereka sepanjang mereka mengingatNya. Hingga dzikir mereka menghapus kesalahan-kesalahan mereka. Mereka telah sirna dari yang lain, dan maujud bersama Allah Ta’ala. Dengarkan Allah Ta’ala berfirman:

“Ingatlah kepadaKu, Aku ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu dan jangan ingkar padaKu.”


Lazimkan berdzikir kepadaNya dengan harapan hanya mengingatNya, karena Allah berfirman:

“Aku bermajlis dengan orang yang berdzikir kepadaKu.”


Hindarilah bermajlis dengan makhluk (walau pun anda di sana, red.), dan bersimpuhlah untuk dzikir kepadaNya, agar engkau bermajlis dengan Allah. Wahai kaum Sufi, janganlah kalian sok gila, dan kalian menjadi gila. Ilmu ini tidak akan memberi manfaat kepadamu tanpa kamu mengamalkannya. Mereka sangat membutuhkan agar bisa mengamalkannya, dengan ketegasan yang hitam di atas yang putih, yaitu aturan Allah (lahir dan batin) yang anda mengamalkannya hari demi hari, tahun demi tahun sampai akhirnya berbuah.


Anak-anaku… Ilmumu memanggil-manggilmu…

”Akulah yang akan berargumen padamu manakala tidak engkau amalkan. Dan aku akan menjadi argumenmu jika engkau mengamalkanku…”

Rasulullah SAW, bersabda:

“Ilmu membisikkan pada amal, manakala ia menjawab. Jika tidak menjawab, ia akan segera pergi…”

Hilanglah barokah ilmu dan tinggal bencananya. Pergilah syafaat ilmu bagimu dari Tuhannya. Bahkan masuknya ilmu terputus dalam kebutuhanmu. Ia pergi, karena tinggal kulitnya ilmu saja. Sebab isi ilmu adalah amal. Anda semua mengikuti Rasul saw, menjadi tidak sah, manakala anda tidak mengamalkan apa yang telah disabdakannya. Jika anda mengamalkan atas apa yang diperintahkan kepada anda, maka hati dan rahasia batin anda menghadap kepada Tuhannya. Ilmumu mengundangmu, tapi anda tidak mendengarkannya, karena kamu sudah tak punya hati lagi. Karena itu dengarkanlah panggilannya dengan telinga hati dan sirrmu.

Terimalah ucapannya dan dengarkanlah engkau akan dapat manfaatnya. Ilmu dengan amal akan mendekatkan dirimu pada Yang Maha Ilmu yang menurunkan ilmuNya. Jika engkau mengamalkan aturan ini, yang merupakan Ilmu awal, akan mengikuti pula Kenyataan Ilmu yang kedua, yang membuat terpancarnya dua sumber yang mengaliri hatimu berupa aturan dan ilmu lahir dan batin. Disinilah kalian harus membersihkan semua itu, dengan Zakat kepada sesama. Zakatnya ilmu adalah menyebarkan dan dakwah menuju kepada Allah Ta’ala. Anak-anakku, shabar itu ada balasannya. Alloh berfirman: “Sesunggunya orang-orang yang bersabar diberi balasan pahala tanpa terhingga.” Karena itu makanlah dari hasil jerih payahmu, jangan makan dari hutangmu. Bekerjalah dan makanlah dari kerja itu, karena kerja orang beriman itu adalah tahapan bagi kaum shiddiqin, dan tak ada bagian dari kerja mereka kecuali diperuntukkan menolong kaum masakin dan fuqoro yang mengharapkannya. Itu berarti kalian menyampaikan rahmat kepada sesama, demi meraih Ridho Allah Ta’ala dan cintaNya kepada mereka. Dengarkan apa yang diucapkan oleh Nabi SAW:

“Manusia itu adalah keluarga Allah Azza Wa-Jalla, dan manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling berguna bagi keluarganya.”

Para Wali-wali Allah itu senantiasa tidak memiliki kecenderungan hatinya kepada makhluk. Mereka seperti pekak, tuli dan buta. Manakala hatinya dekat dengan Allah Azza wa-Jalla mereka tidak mendengar siapa pun kecuali mendengar Allah, tidak melihat hatinya, kecuali melihat Allah. Ia berada dalam nuansa kedekatan dan terhapuskan oleh Kharisma Ilahi, dan terlimpahi cinta yang dahsyat kepada Sang Kekasih. Mereka berada diantara Jalal dan Jamal-Nya, tidak menengok ke kanan maupun ke kiri. Mereka hanya melihat ke depan, tanpa ke belakang. Manusia, Jin, Malaikat ingin membantunya, dan begitu juga semua makhluk, membantu dengan aturan dan ilmu. Mereka para Kekasih Allah itu mengkonsumsi Fadlalnya Allah dan meminum KemesraanNya. Dari konsumsi Fadlal itu mereka makan, dan dari minuman Kemesraan itu mereka menegaknya. Mereka mendengarkan ucapan-ucapan makhluk. Mereka di satu lembah dan makhluk itu di lembah lain. Mereka menyerukan makhluk itu atas perintah Allah Azza wa-Jalla, dan mencegah kemungkaran atas larangan Allah Ta’ala, sebagai ganti dari Nabi SAW. Merekalah pewaris yang hakiki. Karena mereka disibukkan mengembalikan makhuk ke Pintu Allah. Mereka berada dalam HujjahNya.

Mereka menempatkan segalanya pada porsi masing-masing dengan memberikan limpahan fadlal dari Allah. Mereka tidak mengambil hak-hak makhluk itu, bahkan juga tidak untuk menuruti kebutuhan dirinya dan alamiyah nya. Mereka hanya mencintai demi Allah, dan marah pun demi Allah. Semuanya hanya untuk Allah, bukan untuk lainNya. Siapa pun yang bisa memenuhi ini, maka ia benar-benar telah sempurna pergaulannya, dan ia berhasil selamat dan bahagia. Lalu semua makhluk mencintai mereka, baik manusia, bumi langit, Jin dan Malaikat. (Wahai para penempuh yang menyertaiku, dan wahai yang menimba kondisi ruhaniku, sesungguhnya dalam kondisiku tidak ada makhluk, tidak ada dunia, dan tidak ada akhirat) Wahai orang munafik! Wahai pemberhala sesama makhluk! Wahai orang yang menyembah dunia, yang senantiasa lupa dengan Allah Ta’ala. Anda ingin mengandalkan apa yang ada di tangan anda? Sungguh anda tidak akan dapat kemuliaan dan kehebatan. Serahkanlah dirimu dan bertaubatlah. Belajar dan amalkanlah ilmumu dengan ikhlas. Jika tidak, anda tidak akan dapat hidayah. Sungguh antara aku dan kalian tidak ada permusuhan, hanya aku ingin menyampaikan yang benar, saya tidak ingin membelokkan anda dari agama Allah Ta’ala.

Karena anda terdidik dari ucapan keras para masyayikh, ucapan asing dan aneh para Sufi. Jika ada ucapanku yang muncul, ambillah itu dari Allah Azza wa-Jalla, karena Allah-lah yang hakikatnya mengucapkanNya untukku. Jika kalian masuk kepadaku, masuklah dengan telanjang dari hawa nafsu anda. Sebab jika anda punya matahati sesungguhnya aku pun tampak telanjang. Tetapi karena bencana penyakit kefahaman menimpa anda. Wahai para penempuh yang menyertaiku, dan wahai yang menimba kondisi ruhaniku, sesungguhnya dalam kondisiku tidak ada makhluk, tidak ada dunia, dan tidak ada akhirat. Namun siapa yang bertobat di hadapanku, menjadi muridku dan husnudzon padaku, mengamalkan apa yang aku ucapkan ini, Insya Allah Azza wa Jalla akan mendidik kalian. Para Nabi itu dididik oleh Allah Azza wa-Jalla dengan KalamNya, sedangkan para Auliya dididik dengan IlhamNya dalam Qalbu.

Karena mereka adalah para pewaris wasiat Nabi dan khalifah- khalifah serta generasinya. Allah berkata, dan berkata kepada Musa As, Allah yang bicara kepada Musa, bukan makhluk yang bicara. Yang bicara adalah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib. Allah bicara dengan KalamNya yang difahami Musa As, hingga difahami akalnya tanpa perantara. Allah berbicara kepada Nabi kita Muhammad saw, tanpa perantara. Inilah Al-Qur’an, penghubung Allah al-Matin. Al-Qur’an berada diantara diri kalian dan Tuhan kalian, Maha Agung dan Maha luhur Dia. Jibril menurunkannya dari langit, dari Sisi Allah Azza wa Jalla, kemudian diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagaimana Nabi katakan dan kisahkan. Tidak boleh mengingkari itu atau menentangnya. Ya Allah berilah petunjuk semuanya, dan taubatkanlah semuanya, rahmatilah semuanya. Riwayat dari Amirul Mukminin al-Mu’tashim Billah, ra, ia mengatakan ketika menjelang wafatnya.

“Demi Allah aku bertobat kepada Allah Azza wajalla, karena tindakanku pada Ahmad bin Hambal, hanya karena aku tidak ingin taklid sedikit pun pada perkaranya, sedangkan orang lain bertakdlid untuk itu.”

Wahai orang-orang yang sangat kasihan(Miskin). Tinggalkanlah bicara hal-hal yang tidak berguna bagi anda. Tinggalkan Ta’ashub (fanatik) mazhab. Sibukkanlah dirimu dengan hal-hal yang berguna bagi dunia dan akhiratmu. Anda akan melihat kabarmu dalam waktu dekat. Anda pun akan ingat akan ucapanku. Anda akan melihatnya ketika berada di depan penikam,sedangkan di kepalamu tak ada pelindung. Sungguh luka akan menyertaimu. Karena itu kosongkan hatimu dari kesusahan dunia, karena anda juga akan meninggalkannya dalam waktu dekat. Jangan anda berambisi mencari keenakan hidup di dunia, karena tidak akan pernah anda raih juga. Nabi Saw sampai bersabda,

“Hidup sesungguhnya adalah kehidupan akhirat.”

Pendekkan imajinasi khayalanmu. Karena zuhud telah datang padamu di dunia. Zuhud itu seluruhnya adalah pendek angan-angan khayalan. Jauhilah teman-teman burukmu, putuskanlah rasa cinta antara dirimu dan mereka, lalu sambunglah pergaulan anda dengan orang-orang saleh. Jauhilah berdekatan dengan kawan-kawan buruk, dan datangilah sahabat-sahabat yang baik. Semua yang anda sayangi adalah sahabat-sahabat dekat anda. Karena itu pilihlah siapa yang anda sayangi.

Kaum Sufi pernah ditanya, “Apakah kekerabatan itu?”
Dijawab, “Kasih sayang."

Tinggalkan usaha mencari sesuatu yang sudah dibagi buat anda, dan yang belum dibagi. Karena mencari sesuatu yang sudah jelas bagiannya akan menimbulkan rasa payah. Dan pencarian terhadap yang belum dibagi menimbulkan kehinaan dan kesengsaraan. Karena itu Nabi SAW bersabda:

“Diantara jumlah dari siksaan-siksaan Allah adalah berambisi mencari sesuatu yang belum dibagikan oleh Allah padanya.“ oleh Sang Pencipta.

Wahai anak-anakku… Carilah bukti melalui ciptaan Allah Azza wajalla, bertafakkurlah atas ciptaan itu, anda akan meraih wushul kepadaNya. Orang beriman yang yakin, yang ‘arif, memiliki dua mata lahir dan batin. Dua mata lahir melihat ciptaan Allah, dan dua mata batin melihat apa yang ada dibalik ciptaan Allah Azza wa-Jalla di langit dan di bumi. Lalu terbukalah hijab, tanpa keserupaan dan bentuk, lalu dia menjadi sangat dekat kepadaNya, sangat mencintaiNya. Bahkan sebagai Sang Kekasih, Dia tak menyembunyikan DiriNya.

Hijab tersingkap dari qalbu yang telanjang, dari makhluk, dari nafsu dan dari watak naluri, terbuka dari hawa nafsu dan syetan. Ia diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi dari TanganNya, hingga ia berada di antara batu dan berlian. Jadilah anda orang cerdas untuk memahami apa yang aku katakan ini, karena aku bicara dari lubuk kata yang dalam, dengan mutiara, rahasia dan hakikat maknanya. Anak-anakku…Janganlah kalian mengadu,kepada makhluk. Mengadulah kepadaNya, karena, Dialah yang membuat takdir. Selain Dia, jangan. Diantara perbendaharaan kebaikan adalah menyembunyikan rahasia, musibah, bencana, rasa sakit dan sedekah, dimana tangan kanan anda memberi sementara tangan kiri anda tidak tahu. Takutlah dengan lautan dunia, karena banyak makhluk tenggelam tidak selamat, kecuali beberapa makhluk saja yang selamat. Lautan dalam yang menenggelamkan semuanya. Hanya saja Allahlah yang menyelamatkan hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, sebagaimana kaum mukminin yang diselamatkan di hari qiyamat dari api neraka. Karena semuanya telah diberi peringatan, dan Allah menyelamatkan yang dikehendakiNya.

“Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan.”

Allah berfirman, pada api

“Jadilah dingin dan menyelamatkan”

Sehingga, hambaKu yang beriman, yang senantiasa ikhlas padaKu, yang berhasrat mencintaiKu dan mengesampingkan selain DiriKu. Allah, juga berfirman berfirman pada apinya Namrud yang hendak membakar Ibrahim as. Maka Allah Azza wa-Jalla pun berkata,

“Wahai lautan dunia, jangan engkau tenggelamkan hamba yang dikehendaki, tercinta ini.”

Lalu hamba itu pun selamat dari lautan duniawi, sebagaimana Musa as, dan kaumnya diselamatkan dari lautan itu. Allah memberikan fadhlNya kepada yang dikehendakiNya.

“Dan Allah memberikan rizki pada yang dikehendaki tanpa terhingga.”

Seluruh kebajikan itu di tangan Allah, pemberian dan pencegahan juga di Tangan Allah, kaya dan miskin juga di TanganNya, kemuliaan dan kehinaan juga di TanganNya. Tak satu pun, kecuali Allah menyertainya. Makanya orang yang cerdas selalu di pintuNya, dan menolak pintu-pintu lainnya. Wahai orang yang mengurus dunia, anda lebih senang atas kerelaan makhluk dibanding kerelaan Sang Khaliq, lalu anda merobohkan akhiratmu dengan membangun duniamu. Padahal dalam waktu singkat anda akan dicabut dengan sangat pedih, dengan cara yang bermacam- macam. Sebentar lagi kedudukan kekuasaan anda akan dicabut. Anda akan diganti dengan rasa sakit, rasa hina, kefakiran melalui kesedihan, kedahsyatan cobaan dan mendung-mendung. Anda akan dicerabut melalui ucapan-ucapan banyak manusia dan kekuasaan mereka pada diri anda, semua itu akan merevolusi anda. Bangunlah wahai orang yang tidur. Ya Allah bangunkan kami hanya demi bersamaMu, dan demi untukMu. Amin. Anak-anakku… janganlah kalian seperti pencari kayu bakar di tengah malam, dalam mencari dunia.

Pencari kayu malam itu tidak tahu apa yang ada di tangannya. Saya melihat dalam cara bekerja anda seperti pencari kayu bakar malam hari yang gelap, tak ada rembulan dan tak ada cahaya di sana, Banyak sekali bahaya yang bisa mematikan anda. Karena itu carilah kayu bakar di siang hari, sebab resiko bahayanya tampak jelas. Karena itu dalam bekerja, hendaknaya anda disinari oleh cahaya matahari Tauhid, syariat, dan ketakwaan. Sebab matahari bisa mencegah anda dari jatuh ke duri hawa nafsu, syetan dan syirik bersama manusia, sekaligus bisa mengerem anda untuk tergesa-gesa dalam berjalan. Awas, anda jangan tergesa-gesa. Orang yang tergesa-gesa akan terpelset salah atau hampir salah. Siapa yang hati-hati pasti benar dan hampir benar. Tergesa-gesa itu termasuk dari syetan. Sedangkan hati-hati itu dari Allah yang Maha Rahman. Yang sering membuatmu tergesa-gesa, adalah ambisimu meraih peluang mengumpulkan dunia. Maka terimalah saja, karena menerima pemberian itu tidak akan rusak. Bagaimana anda mencari sesuatu yang bukan bagianmu? Dan sama sekali tidak pernah akan ada di tanganmu? Cegahlah dirimu dari hasrat itu. Dan terimalah pemberian Allah saat ini, apa adanya. Zuhudlah pada selain Allah.

Berteguh jiwalah, sampai anda ma’rifat kepada Allah, maka pada saat yang sama ia akan merasa cukup dari segala hal. Hati anda menjadi tangguh dan rahasia hatimu menjadi bening, lantas Allah terus menerus mengajari anda. Maka dunia begitu hina di kepala anda, sedang akhirat tampak di mata hati anda, semua selain Allah hina dalam rahasia batin anda (sirr). Tak ada yang terhormat melainkan hanya Allah Azza wa-Jalla, maka pada saat itulah semua makhluk menghormati anda.

Anak-anak…Manakala anda tidak ingin pintu Allah itu tertutup, maka bertaqwalah kepada Allah. Karena taqwa itu kunci segala pintuNya. Allah berfirman,

“Siapa yang bertaqwa kepada Allah, Allah membukakan jalan keluar, dan memberi rizki yang tiada terhingga.”

Karena itu anda jangan kontra dengan Allah Ta’ala pada jiwamu, pada keluargamu, pada hartamu, dan penduduk zamanmu. Betapa anda tidak malu memerintahkan mereka, menginginkan mereka agar berubah, lalu anda merasa lebih benar, lebih tahu dan lebih mencintai? Padahal anda dan semua makhluk itu adalah hamba-hamba Allah. Allahlah yang mengatur dirimu dan mereka. Jika anda ingin bersahabat di dunia dan akhirat hendaknya anda diam dan tenang. Para auliya’ Allah azza wajalla itu senantiasa dididik di hadapanNya. Mereka tidak bergerak dan tidak melangkah kecuali mendapatkan izin yang benar-benar jelas dalam hatinya oleh Allah Azza wajalla. Sebab mereka berdiri bersama Allah, tegak bergerak bersama yang membolak balik qalbu dan mata hati. Tak ada keputusan pribadi jika bersama Tuhannya, sehingga senantiasa fisiknya di dunia dan hatinya di akhirat.

Ya Allah limpahilah rizki bertemu denganMu di dunia maupun di akhirat, limpahilah rizki menikmati taqarrub denganMu dan memandangMu, jadikanlah kami dari golongan orang yang rela kepadaMu dibanding selain diriMu.

“Ya Allah berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan lindungi kami dari siksa api neraka.”

Sabtu, 17 April 2021

Kembalikan Kepada Tuhan

Kehidupan dunia, sejatinya adalah perjalanan manusia menuju atau kembali kepada Allah. Namun, manusia sering kali lupa diri dan tujuannya, karena, tergoda nikmatnya kehidupan, dan, gemerlapnya dunia. Oleh karena itu, Allah mengingatkan dalam Alquran, "Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya." (Surat az-Zumar : Ayat 54).

Manusia tidak tahu ia akan dilahirkan di mana, atau, siapa yang melahirkannya. Tapi, ada fitrah dalam dirinya yang telah ditetapkan Allah. Bahwa ia hidup untuk tujuan tertentu. Dan oleh karena itu, ia akan melewati sebuah jalan ke arah itu. Ada kesadaran dalam dirinya tentang Allah. Tapi, kehidupan dunia, kerap membuatnya lupa segalanya. Ia lupa dari mana berasal, dan akan ke mana ia berjalan.

Allah dan Rasulullah mengingatkan dan menegaskan. Manusia pada hakikatnya tengah berjalan menuju Allah. Dunia, menurut Rasulullah, sekedar tempat berteduh, persinggahan sementara, sebelum lanjut ke tujuan akhir. Rasulullah bersabda, "Bagaimana aku bisa mencintai dunia? Sementara aku di dunia ini tak lain, kecuali seperti seorang pengendara yang mencari tempat teduh di bawah pohon untuk beristirahat sejenak, lalu meninggalkannya." (Hadis Riwayat Tirmidzi).

Dikisahkan, Jabir bin Abdullah pernah bersama Rasulullah. Tiba-tiba, datang laki-laki berwajah cerah, berambut rapi, berpakaian serbaputih. Kemudian, ia berkata kepada Rasulullah, "Salam, wahai Rasulullah. Apakah arti dunia ini?" Beliau menjawab, "Seperti impian orang yang tidur."

Ia bertanya lagi, "Apakah surga itu?" Beliau menjawab, "Sebagai ganti dunia bagi mereka yang mencarinya." Ia kembali bertanya, "Siapa sebaik-baik manusia?" Beliau menjawab, "Orang yang menaati Allah."

Ia bertanya lagi, Bagaimana sikap yang baik di dunia ini? Beliau menjawab, "Berkemas-kemaslah seperti orang yang mengejar kafilah". Ia bertanya lagi, "Berapa jarak antara dunia dan akhirat?" Beliau menjawab, "Sekejap mata." Setelah itu, ia pun pergi dan tidak kelihatan lagi. Rasulullah bersabda kepada para sahabat, "Laki-laki itu adalah Jibril. Ia datang untuk menjauhkanmu dari dunia dan mencintai akhirat." (Hadis Riwayat al-Hakim).

Allah adalah tujuan sesungguhnya perjalanan manusia. Kesadaran ini akan menjadikan perjalanan manusia lebih berarti dengan banyak beribadah dan beramal saleh. Berarti, tidak hanya bagi dirinya, tapi juga orang lain. Ia akan berjalan di muka bumi dengan menebarkan kebaikan kepada apa pun.

Bahkan, kepada orang yang berbuat jahat atau ingin mencelakakannya. Seluruh anggota badannya, didedikasikan untuk kebaikan. Karena, itulah yang akan dipersembahkan kepada Allah ketika ia bertemu dengan-Nya.

Tak ada manusia yang sempurna. Dalam perjalanan di dunia akan ada kesalahan dan kekeliruan. Tapi, seperti kata Nabi, sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertobat dan memperbaiki diri. Selain itu, Allah juga Maha Pemaaf dan Maha Pengampun. Dia juga Maha Penyayang. Dia akan selalu menyeru hamba-Nya, mengingatkannya untuk kembali kepada-Nya dengan jiwa yang tenang, "Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku." (Surat al-Fajr Ayat 27 sampai 30).

Imam Hasan al-Bashri mengatakan, "Kembalilah kamu kepada balasan Tuhanmu dan kepada pemuliaan-Nya dalam keadaan ridha dengan apa yang Allah sediakan untukmu dan Allah pun ridha terhadap dirimu.

Imam al-Baghawi dalam kitab Tafsir-nya mengatakan, Wahai jiwa yang tenang terhadap dunia, kembalilah kepada Allah dengan meninggalkan dunia tersebut. Kembali kepada Allah dengan menempuh jalan menuju akhirat. Kembali kepada Allah bukan sekedar pulang tanpa membawa apa-apa, melainkan kembali dengan bekal amal saleh di dunia.




Jalaludin Rumi :

Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka, maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan. Begitulah caranya

Jika engkau hanya mampu merangkak, maka merangkaklah kepadaNya
Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk, maka tetaplah persembahkan doamu yang kering, munafik dan tanpa keyakinan; karena Tuhan, dengan rahmatNya akan tetap menerima mata uang palsumu

Jika engkau masih mempunyai seratus keraguan tentang Tuhan, maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.
Begitulah caranya wahai pejalan.

Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji, ayolah datang, dan datanglah lagi
Karena Tuhan telah berfirman: “Ketika engkau melambung ke angkasa ataupun terpuruk ke dalam jurang, ingatlah kepadaKu, karena Akulah jalan itu.”

Jumat, 16 April 2021

Para Pencari Cahaya Kehidupan

"Perjalanan mencari cahaya kehidupan memang melelahkan, penuh tantangan dan cobaan. Bahkan terkadang harus sendirian. Tapi dibalik itu, maka akan kau temukan keberkahan, kedekatan dengan Tuhan. Dan, hikmah akan kehidupan.

Dalam kehidupan, manusia menempuh minimal tiga jalan. Ada jalan penuh kegelapan, yang hanya membawa penderitaan dan juga kesedihan. Ada pula jalan yang redup. Kadang bahagia namun sering juga sengsara. Ada juga yang menempuh jalan yang terang. Jalan yang membawa kebahagiaan dan dipenuhi dengan keberuntungan serta keberkahan.

Laksana perjalanan Nabi Ibrahim dalam mencari Tuhan. Begitupulalah, perjalanan para sufi berdasi masa kini. Tanpa disadari, semua yang ditemui olehnya dianggap laksana Tuhan, namun tiada yang dihasilkan melainkan hanya kekecewaan.

Ketika sakit, sering muncul begitu saja suatu anggapan bahwa rumah sakit, dokter dan obat bahkan uang sebagai Tuhan yang mampu menyembuhkan. Namun setelah dilakukkan, akhirnya malah bergonta-ganti penyakit yang dideritanya tanpa ada suatu kesembuhan. Ada juga yang ketika ingin masuk di sekolah atau perguruan tinggi favorit, menganggap les, bimbel dan lainnya laksana Tuhan yang mampu memasukkannya. Namun sayang, setelah tes dilakukan hasilnya pun hanya kegagalan. Tak sedikit pula, yang ingin mendapat pekerjaan terbaik dan gaji yang tinggi. Menganggap dengan kerja keras, tak peduli siang dan malam hasilnya akan maksimal dan memperoleh kebahagiaan tapi setelah semua dilakukan ternyata malah kerampokan, kebakaran dan penyakit itulah yang didapatkan.

Banyak yang seolah merasa bahagia. Banyak pula yang seolah mendapat keuntungan yang tiada tara. Seolah keajaiaban demi keajaiban selalu datang menghampirinya. Seolah hidup melewati jalan yang terang, karena adanya cahaya sejati yang menemani. Namun setelah dijalani. Setelah dilakoni. Cahaya itu hilang, dan ternyata hanyalah cahaya semu yang sering menipu sehingga yang ada hanyalah kegelapan. Tak tahu apa yang harus dilakukan. Tak tahu apa yang menjadi kesalahan dan penyebab kegagalan. Akhirnya hanya berujung pada penyesalan, kekecewaan, dan kesedihan yang begitu mendalam.

Ingin rasanya menyalahkan segala keadaan. Bahkan, timbul pikiran kenapa Tuhan selalu mengecewakan? Tak pernah memberi kelayakan dan kebaikan seperti yang telah diterima oleh kebanyakan orang. Disinilah ujian kesabaran dan kesyukuran yang diperlukan. Pasrah dan tawakkal menjadi ujungnya. Akhirnya diri pun menyadari dan tertanam dalam hati siapakah sebenarnya Tuhan yang asli, yaitu Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Oleh karenanya mendekat, menangis, bersujud, dan taubat seolah menjadi pelipur lara dalam hati dan tanpa disadari kehidupan mulai ada perbaikan dan kebahagiaan pun mulai dirasakan.

Laksana menjahit baju. Menyulam satu benang demi satu benang, namun pada akhirnya tidak menjadi kain dan baju seperti diharapkan. Apakah kita akan memusuhi, menyalahkan bahkan tidak menghargai apa yang telah dilakukan diri sejak awal tadi? Apapun yang dihasilkan, entah baik atau tidak. Baju itulah hasilnya. Karenanya berhasil atau tidak, itu bukanlah urusan manusia. Tugas manusia hanyalah terus berusaha melakukan dengan sungguh-sungguh. Tuhanlah penentu hasilnya. Disinilah ilmu tawakkal dan keikhlasan diamalkan.

Dalam menempuh perjalanan ini, minimal manusia harus sadar dan mengetahui 3 hal paling mendasar dalam kehidupan. Pertama, mengenai naluri kehidupan. Maksudnya segala hal yang menjadi naluri manusia dan memperbaikinya agar terperciklah setitik cahaya sebagai jalan keluar. Harapan itulah naluri dasar setiap insan yang dilahirkan, agar tenang dan berhasil mengarungi susah senang kehidupan. Kedua, mengenai nurani kehidupan. Maksudnya apa saja yang menjadi keinginan hati, merawatnya, menjaganya agar tidak mudah tertipu daya usaha nafsu dan setan.

Akhirnya, setitik cahaya tadi tidak redup dalam menghadapi berbagai permasalahan kehidupan. Menghidupkan yang sunnah, dan meninggalkan yang haram itulah salah satu jalannya. Ketiga, mengenai cahaya kehidupan itu sendiri. Bukan lagi cahaya semu, tetapi cahaya hakiki. Menjaga ketulusan dan keikhlasan dalam hati pada yang dilangit serta tak lupa selalu menyebarkan cinta kasih pada segala apa yang ada di bumi, itu menjadi kunci yang melengkapi.

Kenapa Pemain Judi Tidak Bisa Berhenti?

Tak ada yang suka kalah – bahkan mereka yang kecanduan judi . Tapi tetap saja mereka terus bertaruh. Jika bandar selalu menang, kenapa tidak...